Movie

Lightyear Tidak Tayang Di Indonesia dan 13 Negara Lain, Gagal Di Box Office 

June 15, 2022
Lightyear Tidak Tayang Di Indonesia dan 13 Negara Lain,  Gagal Di Box Office 

THE SHOW ID – Yang lagi nungguin film solo Buzz Lightyear, siap-siap untuk kecewa. Lightyear tidak tayang di 14 negara Timur Tengah dan Asia, termasuk Malaysia dan Indonesia. Tidak hanya itu, film animasi produksi Pixar ini juga tidak diputar di Tiongkok, yang menjadi market terbesar.

Dilansir dari Reuters dan AFP Walt Disney Company tidak berhasil mendapatkan izin edar film yang memasang Chris Evans sebagai pengisi suara Buzz Lightyear ini di negara Timur Tengah dan Asia. Penyebab kuatnya adalah karena Lightyear menampilkan adegan ciuman singkat sesama jenis antara karakter space ranger bernama Alisha dengan karakter perempuan lain. Lightyear seharusnya mulai tayang pekan ini.   

Produser Lightyear mengatakan pada Reuters kalau lembaga sensor Tiongkok meminta mereka untuk memotong adegan tersebut tapi Disney menolak. ’’Kami tidak akan melakukannya,’’ kata produser Galyn Susman ketika menghadiri premier di London. Karena menurut pihaknya, adegan itu penting dalam kisah Buzz. Sehingga, produser pun menyimpulkan kalau prekuel Toy Story ini juga tidak akan tayang di Tiongkok. 

Lightyear tidak tayang
Chris Evans mengisi suara Buzz Lightyear di film Lightyear. (Foto: Dave Benett/WireImage via PageSix)

Sikap yang sama juga sepertinya akan dilakukan untuk wilayah Timur Tengah. Itu sebabnya pihak otoritas dari Kantor Regulasi Media Uni Emirat Arab telah merilis pernyataan resmi pada Senin, 13 Juni 2022 kalau Lightyear yang dijadwalkan rilis pada 16 Juni 2022, dilarang tayang. ’’(Lightyear) tidak memiliki izin untuk pemutaran publik di semua bioskop di UEA, karena melanggar peraturan konten media di negara ini,’’ begitu bunyi pernyataan tersebut.

Di Malaysia, jaringan bioskop terbesar di negara itu, GSC, menulis cuitan di Twitter dalam unggahan konten Lightyear yang menampilkan kuot ikonik Lightyear, to infinity…, GSC melanjutkan dengan cuitan, ‘’ no beyond.’’

Sejauh ini baru otoritas UEA yang dengan tegas melarang penayangan Lightyear. Sementara otoritas negara lainnya seperti Lebanon, Indonesia, dan Malaysia tidak segera menanggapi permintaan komentar mengapa mereka tidak mengizinkan Lightyear diputar.

Untuk Indonesia sendiri, situs penjualan tiket bioskop di beberapa jaringan, hingga artikel ini ditulis, tidak menampilkan poster Lightyear di bagian fitur ’’coming soon’’. Hal itu semakin memperkuat kalau film tersebut memang tidak tayang di sini. Karena jika ditayangkan, biasanya sudah mulai dibuka advance ticket sales.

Gagal jadi Box Office, Hanya Mampu Kumpulkan USD 226,1 Juta Secara Global

Meski Lightyear tidak tayang di lebih dari selusin negara, Pixar dan Disney meyakini itu tidak menjadi masalah besar. Begitu juga dengan para analis film, mereka berpendapat sama. Di kutip dari cnbc.com analis media senior di Comscore Paul Degarabedia berpendapat kalau negara-negara yang tidak menayangkan film ini, kontribusi pendapatannya tidak besar. Jadi, tidak akan membuat perbedaan besar untuk pendapatan box office.

Data yang dimiliki Comscore menyebut ketika Toy Story 4 rilis pada 2019 pendapatan globalnya melebihi USD 1 miliar atau lebih dari Rp 22 T. Penyumbang terbesar pendapatan tiket itu adalah market Amerika Serikat dan Kanada yaitu 40 persen atau sekitar USD 434 juta. Tiongkok hanya menghasilkan 3 persen atau sekitar USD 32,5 juta. Sedangkan kombinasi Arab Saudi, Mesir, Indonesia, Kuwait, Malaysia, Lebanon, dan Uni Emirat Arab menyumbang kurang dari 2 persen atau kurang dari USD 20 juta. Kalau dari hitung-hitungan angka tersebut, meski Lightyear tidak tayang di negara-negara tersebut tidak ada masalah. ’’Tidak akan berdampak besar,’’ kata Paul Dergarabedian dikutip dari cnbc.com.

Tapi kenapa hasilnya tidak sesuai perkiraan bahkan bisa dibilang gagal untuk film-film produksi Pixar? Film yang menghabiskan biaya produksi USD 200 juta ini hanya mampu mengumpulkan pendapatan global USD 226,1 juta saja alias sekitar Rp 3,36 triliun saja.

buzz lightyear

Pasar domestik alias AS dan Kanada yang digadang-gadang bisa memberikan lebih, nyatanya cuma menghasilkan USD 118,29 juta saja. Sisanya, sebesar USD 107,81 juta, didapatkan dari penjualan tiket global. Fakta itu menunjukkan bahwa di Amerika Serikat pun, film ini enggak perform. Apa yang salah?

Kyle Smith, kolomnis New York Post mengulas tentang ini. Menurutnya adegan pernikahan sesama jenis adalah bagian kecil dari cerita dan seharusnya orang-orang tidak terganggu dengan keberadaan gay di film ini.  Well, Smith mungkin menulisnya dalam konteks budaya Amerika, ya. Karena di negaranya Presiden Joe Biden ini, hubungan sesama jenis pun diakui. Tapi untuk negara yang mayoritas penduduknya Muslim, tentu ini adalah hal yang tidak bisa ditolerir sehingga memilih tidak memberikan izin tayang. Dan aku rasa, baik pihak pembuat film maupun negara-negara yang tidak menayangkan film ini, saling menghormati keputusan dan keyakinan masing-masing.

buzz lightyear
Foto: Disney Pixar

Yang disoroti oleh Smith adalah kenapa di Amerika Serikat pun performa film ini tidak sesuai ekspektasi. Dia berpendapat adanya kemungkinan orang enggan nonton film ini karena menganggapnya sebagai film ‘pembawa pesan’. Keputusan Disney dan Pixar untuk mempertahankan beberapa menit adegan pernikahan sesama jenis adalah untuk memberitahu kalau mereka perusahaan yang ramah terhadap LGBTQ. Namun keputusan itu harus dihargai dengan jutaan dolar tiket yang harusnya milik Lightyear.

’’Disney harus mempertimbangkan juga, meski banyak fans Pixar tidak ada masalah dengan pernikahan sejenis, tapi mereka lebih suka kalau masalah seperti ini dijauhkan dari film anak-anak,’’ tulisnya.

Kyle Smith, kolomnis New York Post

Aku setuju sih. Biarlah film anak-anak tetap jadi film anak-anak, dengan konten yang ramah anak-anak pula. (*)

Kredit Foto: Disney Pixar

*Artikel ini di-update pada 3 September 2022

Janesti
Follow Me

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *