Ngefans K-Pop? Ini Nih Sejarah Musik K-Pop
THE SHOW ID–HALLYU Wave atau Korean Wave (gelombang Korea Selatan, Pen) adalah fenomena tentang budaya Korea yang sukses ‘’menjangkiti’’ berbagai negara. Tidak cuma di Asia, virus hallyu kini sudah menaklukkan Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Faktor terbesar yang membuat gelombang Korea makin sangar adalah Korean Drama (K-Drama), musik K-pop, dan Korean Movie/Series.
Siapa yang mengira kalau idol group BTS bisa memenangkan penghargaan Billboard Music Awards, MTV Music Awards, American Music Awards. Mereka bahkan dapat nominasi Grammy Awards dua tahun berturut-turut (2021 dan 2022, Pen). BTS bisa dibilang sebagai game changer. RM dkk kini sudah menjadi artis dunia. Kerap tampil di acara-acara prime time televisi Amerika Serikat (AS). Mereka juga menjadi artis Asia pertama yang memenangi penghargaan utama Artist of The Year 2021 di ajang American Music Awards (AMAs). Pada kategori itu BTS bersaing dengan Ariana Grande, Drake, Olivia Rodrigo, Taylor Swift, dan The Weeknd.
Pun dengan BLACKPINK yang menjadi idol group perempuan Korea pertama yang tampil di festival music besar Coachella di AS. Itu semua mungkin tidak terpikirkan 10 tahun lalu. Pencapaian-pencapaian besar dua grup ini tidak terjadi begitu saja. Sebelumnya, sudah ada musisi K-Pop generasi senior yang mulai merintis jalan menembus Hollywood. Sebut saja Rain dan BIGBANG. Sekarang, pasti makin banyak trainee-trainee di manajemen hiburan Korea Selatan yang sedang menempa diri untuk bisa debut dan bercita-cita seperti seniornya yang berhasil menembus pasar dunia.
Tapi dua nama ini (BTS dan BLACKPINK), di antaranya, yang mengubah selera konsumen musik di pasar global. Musik dari Korea kemudian memiliki tempat di hati penggemarnya, dipersilahkan untuk tampil di panggung-panggung musik skala dunia. Bahkan musisi dunia seperti Coldplay, Lady Gaga, Selena Gomez, Cardi B, Dua Lipa, dan Halsey berkolaborasi dengan mereka. Rasanya, tidak akan sebesar itu efeknya jika memang tidak ada yang istimewa dari K-Pop. Tapi untuk sampai di titik yang sekarang, K-pop melalui perjuangan yang tidak gampang di negara asalnya. Buat kamu, aku rangkumin nih sejarah K-Pop plus faktor-faktor yang membuatnya melesat bak roket. Kapan lalu, aku nonton Explained episode K-Pop di Netflix. Karena seru, aku kulik lagi soal musik K-Pop di YouTube. Aku tulis timeline-nya nih di bawah ini 😊
Timeline Sejarah Musik K-Pop
1963- 1984
Pada masa kepemimpinan Presiden Park Chung-hee, industri hiburan Korsel sangat konservatif. Chung-hee yang seorang diktator itu mengharuskan lirik-lirik lagu yang ditulis dan dinyanyikan harus patriotik. Misalnya harus ada lirik yang berbunyi, ‘’Oh, Korea.’’ Dengan batasan itu, genre lagu Korea pun lebih banyak ballad. Presiden Park Chung-hee tewas terbunuh pada 1979, tapi peraturan itu masih tetap berlaku hingga memasuki era 90-an.
1992
Revolusi music industry mulai terjadi pada tahun ini. Pelopornya adalah Seo Taiji & Boys. Grup musik yang beranggotakan tiga orang. Seo Taiji, Yang Hyun-suk (kemudian dikenal sebagai pendiri YG Entertainment, red), dan Lee Juno. Grup ini bereksperimen dengan memasukkan unsur western pada musiknya.
Mereka mulai memasukkan rap, juga menari saat tampil. Perubahan ini menimbulkan kontroversi. Apalagi, lirik rap yang mereka tulis menyinggung isu-isu sosial. Meski grup ini kerap berurusan dengan komite sensor Korsel kala itu, tapi popularitas Seo Taiji & Boys sangat besar. Mereka menggerakkan generasi muda negeri tersebut untuk menyukai musik yang berbeda.
Bagi industri musik Korea, itu menandakan sebuah ‘kebebasan’ setelah lama ‘dibelenggu’ peraturan. Tiga album Seo Taiji & Boys terjual lebih dari 1,6 juta kopi. Namun pada 1996, di puncak karir, mereka mengumumkan mundur dari dunia hiburan.
Era 2000-an
Era perubahan yang dibawa oleh Seo Taiji & Boys mulai meluas. Pemerintah Korsel juga mulai memberi kebebasan berkarya untuk musisi. Hal ini dimanfaatkan oleh tiga agensi besar pencetak idol group: SM Entertainment, YG Entertainment, dan JYP Entertainment. Mereka mulai melahirkan idol group besar sebut saja Super Junior (2005), BIGBANG (2006), Wonder Girls (2007), Girls’ Generation (2007), dll. Gaung idol group ini juga mulai terdengar ke luar Korea. Meski masih di kalangan Asia.
2011
Di Indonesia, K-Pop meledak pada 2011. Penggemarnya sudah mulai menguasai Indonesia. Super Junior (Suju) adalah boyband papan atas yang paling digemari kala itu. Puncaknya adalah ketika Super Show 4, tur konser dunia Suju, digelar hingga dua hari di Jakarta. Selanjutnya boyband/girlband Korsel mulai bergantian menggelar konsernya hingga saat ini. Apalagi SM Entertainment juga membuka kantor perwakilan di Jakarta pada 2019.
2012
Gebrakan K-Pop hingga dikenal seluruh dunia terjadi pada tahun ini gara-gara Gangnam Style-nya PSY. Apa yang bikin viral? Gaya tariannya di refrain lagu. Pesohor-pesohor hingga tokoh dunia mulai mengikuti gaya tarian tersebut. Klip videonya di YouTube sampai tembus 1 miliar view. Sebuah pencapaian dalam sejarah internet, karena kala itu baru PSY yang bisa mencapainya. Hal itu juga menjadikannya menjadi penyanyi Korea pertama yang klip videonya mendulang 1 miliar view di YouTube.
2017-sekarang
Meski Korean Wave mulai bergelombang dari tahun 2000-an, tapi belum ada yang benar-benar diterima oleh konsumen Amerika Serikat. Namun yang terjadi di tahun ini sebaliknya. Penikmat musik AS mulai terkena hipnotis idol group BTS (Bangtan Sonyeondan) yang memulai debutnya pada 2013.
Pada 2017, BTS menembus chart Billboard Bubbling Under Hot 100 lewat single-nya Spring Day. Masih di tahun yang sama, boyband asuhan Big Hit Entertainment itu menggelar tur dunia, selain Asia juga ke AS, Brazil, Australia. Ini menjadi momen K-Pop kemudian menjadi sesuatu yang penting di pasar AS. Sebab, dalam tur tersebut mereka yang mulanya akan tampil di hall akhirnya pindah ke arena dan dome. Tiket konser mereka sold out hanya dalam hitungan menit. Lalu, pencapaian demi pencapaian BTS pun terus bertambah hingga sekarang.
Menurut data IFPI (International Federation of The Phonographic Industry) 2019, album Map Of The Soul: Persona berada di urutan ke-3 Top 20 Global Album Chart. Kesuksesan BTS diikuti oleh BLACKPINK yang menjadi idol group yang menancapkan kuku mereka di pasar Amrik.
Faktor-faktor yang Bikin Musik K-Pop Menguasai Industri Hiburan dengan Cepat
Perfect Timing
Tiga tahun terakhir, ekspansi Korean Wave di Amerika dan Eropa semakin massif. Tidak hanya di musik tapi juga film. Pendapat aku, terjadi ‘’kejenuhan’’ pada konsumen di dua benua tersebut. Sebetulnya, pasar Eropa dan Amerika menyukai performer dengan konsep boyband/girlband.
Dalam sejarah industri musik dunia, tercatat boyband/girlband yang mencatat sukses besar seperti NKOTB, Nsynch, Backstreet Boys, Boyzone, Take That, Spice Girls, Westlife, sampai yang terakhir One Direction yang memutuskan hiatus pada 2016. Setelah itu, industri musik dihiasi nama-nama solois solid seperti Ed Sheeran, Drake, Taylor Swift, dan Ariana Grande. Memang muncul artis-artis baru di AS tapi tidak banyak yang popularitasnya langsung mendunia, terutama yang memiliki konsep grup.
Ada ‘’celah’’ di sini, yang kemudian dimasuki oleh K-Pop. Peluang ini ditangkap di waktu yang tepat. Merujuk pada buku Derek Thompson (Hit Makers: The Science of Popularity in an Age of Distraction) yang bicara tentang popularitas adalah tentang eksposur, produsen K-Pop berhasil soal ini. Eksposur media Amerika pada artis-artis Korea ini besar-besaran. Korean wave has made media wave easily.
Lalu soal teori Derek Thompson tentang selera manusia yang kecenderungannya pengulangan, itu juga berhasil dieksekusi dengan baik oleh K-Pop. Mereka berhasil memberikan sensasi baru, dengan nada-nada yang familiar, plus penampilan idol group yang dari segala aspek menambah unsur kebaruan. Pola dalam lagu K-Pop lebih eksperimental. Pada satu judul lagu, mereka memasukkan beberapa genre sekaligus. Pop, Hip-hop, EDM, bahkan folk, yang mana ini juga jadi daya tarik pasar.
Efek Era Digital
Sisi baik era digital dan sosial media sangat berpengaruh membantu K-Pop ber-invasi ke seluruh dunia. Komunitas penggemar mereka di negara asalnya sudah sangat besar. Mereka bisa melakukan ‘’serangan’’ ke belahan dunia lain hanya untuk meminta agar lagu idola mereka diputar di radio negara tersebut. Serangan ini tentu tak bisa diabaikan karena bikin penasaran sehingga mencari tahu siapa artis tersebut. Atau sebaliknya, setelah lagu idola mereka diputar di salah satu radio atau tampil di acara televisi luar negeri, maka akun-akun resmi stasiun radio atau TV itu akan dibanjiri ucapan terima kasih dari fans. Angka-angka yang dihasilkan oleh sang artis lewat sosial media ini fantastis. Dan di era sekarang, sangat menjual.
Sistem Training yang Ketat
Sebelum artis debut sebagai idol group, ketika sudah terikat kontrak sebagai trainee di salah satu agensi, maka mereka seperti harus ’’menyerahkan’’ hidup untuk berlatih. Mulai menyanyi, menari, rap, hingga akting. Jika para trainee sudah dibentuk dalam grup, mereka harus tinggal bareng di asrama untuk berlatih. Jadi, para member idol group ini sangat menguasai semuanya.
Fan Base yang Sangat Besar dan Militan
Di Korea, ketika agensi mengumumkan akan merilis idol group baru, dengan sendirinya komunitas penggemar sudah mulai terbentuk. Jadi, target market segera tersedia. Manajemen lalu merawat dan memperluas komunitas itu dengan membuat fan forum, fan café, fan club, fan signing, hingga meet and greet. Komunitas penggemar yang sangat besar ini menjadi ‘’ladang’’ untuk menghasilkan pendapatan. Manajemen mengemas album atau EP sang artis dengan segala sesuatu yang collectible. Mulai photo book, post card, poster, dan lain-lain.
Fashion
Gaya berpakaian idol group menjadi lifestyle di negara mereka. Keberhasilan Korean Wave salah satunya juga karena gaya fashion sang idola yang meng-influence anak-anak muda. Soal ini, member BIGBANG, G Dragon, adalah contoh yang menjadi fashion icon. Pilihan gayanya selalu unpredictable. Outfit para personel ini menjadi salah satu daya tarik dan selalu dinanti ketika klip baru mereka rilis. Itu sebabnya banyak brand-brand terkemuka, baik lokal maupun internasional berlomba untuk mensponsori outfit mereka. Sebab brand awareness-nya tinggi. Perhatian publik tak hanya di Korea saja tapi juga secara global. Apalagi beberapa tahun terakhir. Maka antara fashion dan K-Pop, menjadi bisnis yang tidak terpisahkan.(*)
Foto Ilustrasi: Freepik